Baitullah : Rindu yang tak pernah padam

Baitullah : Rindu yang tak pernah padam
Baitullah : Rindu yang tak akan padam hingga ke akhirku...

Sunday, January 22, 2012

Pendusta Yang Menyampaikan Kebenaran

Tugas sebagai petugas ronda menjaga kumpulan zakat yang sudah dibayarkan kaum Muslimin sebelum dibahagikan kepada para mustahiq diserahkan kepada Abu Hurairah ra. Tugas mulia itu Abu Hurairah terima dengan penuh semangat, tidak ada tawar-menawar apalagi penolakan. Seperti tak kenal lelah Abu Hurairah mengawasi setiap sudut tumpukan makanan itu. Hingga larut malam ia tetap berjaga. 
Dalam keheningan malam itu, Abu Hurairah diserang rasa ngantuk yang tak tertahankan. Antara sedar berjaga dan rasa mengantuk itulah Abu Hurairah dikejutkan oleh suara seseorang yang mendekati tumpukan makanan itu. Dengan hati-hati Abu Hurairah memastikan mengamati orang itu. Dan dengan pantas Abu Hurairah berhasil menangkapnya. “Siapa kamu?” tanya Abu Hurairah menyiasat. “Saya orang miskin, punya banyak anak dan tanggungan, kasihani kami, Tuan”. Pencuri itu menghiba untuk dimaafkan dan dilepaskan. Mendengar permintaan maaf pencuri yang menghiba itu, Abu Hurairah melepaskannya, setelah berjanji bahwa ia tidak akan mencuri lagi. 
Keesokan harinya Rasulullah saw menelitii tugas yang diberikan kepada Abu Hurairah itu. “Apa yang engkau alami semalam?” tanya Nabi kepada Abu Hurairah. Dan Abu Hurairah menceritakan pengalamannya menangkap pencuri, tetapi pencuri itu menghiba meminta belas kasihan karena memiliki banyak anak, maka Abu Hurairah melepaskannya. Rasulullah saw menegaskan: “Pasti nanti malam ia akan datang kembali”. Rasulullah saw berpesan kepada Abu Hurairah agar berjaga dengan baik pada malam kedua. 
 Malam kedua Abu Hurairah kembali berjaga. Seperti malam sebelumnya, ia mengamati setiap sudut tumpukan makanan itu berada. Tetapi rasa mengantuk tidak mampu di lawan ketika larut malam datang. Dan ketika Abu Hurairah mengantuk itulah pencuri itu datang kembali, hendak mengambil makanan zakat itu. Naluri Abu Hurairah yang segera terjaga dan menangkap kembali pencuri itu dan mengancam akan membawanya ke hadapan Rasulullah saw.  
 Seperti malam sebelumnya, pencuri itupun menghiba meminta belas kasihan kepada Abu Hurairah. Ia mengeluhkan dirinya yang miskin dan memiliki banyak tanggungan, meminta jangan ditangkap dan dilepaskan saja. Karena memang tertangkap dan tidak ada barang yang dicuri, maka Abu Hurairah kembali terketuk hatinya dan membebaskan pencuri itu. 
 Keesokan harinya Rasulullah saw kembali bertanyakan pekerjaan Abu Hurairah. ‘’Apa kejadian yang kamu alami tadi malam?’’ tanya Rasulullah. Abu Hurairah menceritakan pengalamannya malam itu. Seperti yang telah Rasulullah nyatakan hari kemarin. Pencuri itu kembali datang. Dan ketika ditangkap pencuri itupun kembali menghiba, meminta belas kasihan karena dia orang miskin dan memiliki banyak tanggungan, dan Abu Hurairah pun melepaskannya. 
 Begitulah Rasulullah saw mengikuti perkembangan tugas yang telah diamanahkannya kepada salah seorang sahabatnya. Penugasan dan keprihatinan adalah cara kerja yang telah Rasulullah saw sejak dahulu kala. Rasulullah saw kembali mengingatkan kepada Abu Hurairah bahawa pencuri itu pasti akan datang lagi. Sikap Abu Hurairah yang tidak kejam dan banyak berbelas kasihan itu tentu tidak manakutkan bagi pencuri. Penjaga yang baik hati dan mudah memaafkan. 
 Malam ketiga kembali Abu Hurairah ronda, menjaga tumpukan makanan zakat yang telah terkumupul itu. Setiap sudut diawasinya dengan seksama. Larut malam menjelang rasa mengantuk kembali menyerang. Dalam keadaan mengantuk itulah kembali pencuri itu datang hendak mengambil makanan zakat itu, dan dengan pantas Abu Hurairah bangun tejaga. ‘’Kamu lagi, datang lagi, mencuri lagi, kali tidak akan aku lepaskan, akan aku bawa kamu menghadap Rasulullah saw,’’  kata Abu Hurairah kepada pencuri itu.
Kembali pencuri menghiba meminta belas kasihan agar dilepaskan dan tidak dibawa menghadap Rasulullah. Karena sudah yang ketiga kali, Abu Hurairah tidak mengabulkan permohonan itu. Ia tahan pencuri itu, untuk dibawa menghadap Rasulullah esok hari. Menunggu fajar tiba terjadilah perbincangan antara Abu Hurairah dan pencuri itu.Pribadi Abu Hurairah yang menyukai ilmu pengetahuan terkuak oleh pencuri itu, sehingga pencuri itu menyampaikan pelajaran kepada Abu Hurairah, ‘’Jika ingin bisa tidur tanpa ada gangguan syaitan maka bacalah ayat kursi Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Maha Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya‘’
Pelajaran ternyata dapat melunakkan hati Abu Hurairah, dan kembali Abu Hurairah melepaskan pencuri itu setelah memberikan pelajaran berharga baginya. Keesokan harinya kembali Rasulullah saw bertanyakan pekerjaan Abu Hurairah. ‘’Apa yang terjadi tadi malam?’’  Abu Hurairah menjawab, ‘’Pencuri itu mengajarkan sesuatu yang berguna, maka saya lepaskan ia.’’
Nabi bertanya kepada Abu Hurairah, ”Apa yang telah ia ajarkan kepadamu ?’’ jawab Abu Hurairah, ‘’Ia mengajariku jika kamu ingin tidur maka bacalah ayat kursi, sampai selesai, maka kamu akan senantiasa mendapatkan penjagaan Allah dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi’’.Setelah mendapatkan penjelasan dari Abu Hurairah Nabi bersabda: “Ama shadaqaka wahuwa kadzuub(yang ia sampaikan itu benar, padahal ia adalah pendusta), tahukah kamu siapa yang kamu tangkap tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?” “Saya tidak tahu,” jawab Abu Hurairah.
Rasulullah mengatakan, “Dia itu syaitan.”Begitulah Rasulullah saw memberikan penilaian objektif terhadap syaitan. Kejujuran syaitan tidak membuat Rasulullah terpedaya lalu menganggapnya sebagai makhluk baik yang telah berubah baik tidak lagi jadi musuh. Tetapi tabiat pendusta dan status musuhnya itu tidak membuat Rasulullah saw menafikan kebenaran yang disampaikannya. Ama shadaqaka wahuwa kadzuub (yang ia sampaikan itu benar, padahal ia adalah pendusta). -sumber sabili.com

No comments:

Post a Comment

Assalamualaikum pengunjung. Terima kasih atas semua komen-komen anda. Komenlah apa sahaja asalkan tidak tercatat dosa di dalam buku amalan anda(mencarut berdosa tau !).Terima kasih komen yg membina. Terima kasih juga komen yg menjatuhkan. Orang-orang hebat menjadi hebat setelah banyak kali bangun dari banyak kali kejatuhan. Akhirnya ia bangun dan tak jatuh-jatuh lagi.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails

terima kasih dariku...

Tajuk-tajuk saya

Menyentuh Hati-Peristiwa Almarhum Ustaz Fadhil Noor

Syuhada Chechen. Mereka telah memilih Syahid.