Baitullah : Rindu yang tak pernah padam

Baitullah : Rindu yang tak pernah padam
Baitullah : Rindu yang tak akan padam hingga ke akhirku...

Saturday, March 24, 2012

Masih Pandai Bersyukurkan ?

 

Sahabatku berbaur resah dan segumpal kekesalan

Tentang hari pernikahan yang harus dibatalkan

Tentang penundaan mimpi dan harapan

Jua tentang perihnya nurani dan ragam kepedihan

Kuceritakan sebuah kisah dari seorang saudariku,

Duhai teman, dengarlah berita ini

Suatu kali ada tetanggaku yang sudah tua,

Ia seorang wanita, kala terbangun di pagi hari,

Ia menatap cermin dan hanya melihat tiga helai rambut di kepalanya!

Yah, katanya, “Kurasa aku dapat mengepang rambut hari ini"

Ia sisir dan kepang rambutnya

Alangkah indah hari itu

Kemudian keesokan harinya ia terbangun pada pagi hari

Lalu menatap cermin dan hanya menemukan dua helai rambut di kepalanya!

Ia tersenyum dan berkata, “Saya rasa akan lebih mudah menyisirnya”

Hari itu lebih indah dari hari kemarin baginya

Keesokan harinya ia terbangun dari lelapnya tidur

Pagi itu ia melihat cermin

Dan hanya menemukan sehelai rambut di kepalanya!

“Wow, akan kusisir seperti ekor kuda”, ia gembira dan tetap tersenyum

Hari itu amat jauh lebih menyenangkan dari hari kelmarin baginya

Ia seorang wanita, baru saja sembuh dari sakit

Baru saja kehilangan anak dan suami akibat suatu bencana

Dan baru saja berbagi arti sebuah kesyukuran

Keesokan harinya ia terbangun di pagi indah,

Ia melihat ke cermin dan tersenyum

Padahal tidak ada sehelai rambut di kepalanya!

“Ya!”, ia berseru,

"Saya tidak perlu menyisir rambut hari ini!”

Alhamdulillah, hari itu terasa paling istimewa baginya

Ia memiliki waktu lebih banyak untuk bersujud kepada Sang Pencipta

Waktu nan lebih bermakna dibandingkan dengan pikiran tentang menyisir rambutnya

Sahabatku, tataplah cermin pula

Kita lebih beruntung dari pada sosok wanita yang kuceritakan itu

Negerimu aman dan jauh dari laga pertempuran

Jika hatimu gundah atau bergejolak emosi diri

Merenunglah tentang seorang wanita tanpa sehelai mahkota di kepala

Ingatkan jiwa kita bahawa derita di hadapan hanyalah setitik ujian

Obatnya tak lain adalah syukur kepada-Nya

Pagi ini kita bangun dengan ceria dan bersiap diuji kembali

Sahabatku, ketika kita bicara cinta dan simpati

Kita sering bertumpu pada penilaian manusia

Padahal dalam kalbu ini kita berikrar

Bahwa syukur kepada Ilahi adalah solusi

Memuji-Nya tak sekedar beroleh simpati sejati

Melainkan berbuah ketenangan hati

Menularkan inspirasi

Serta cahaya terang motivasi


Kembalilah tersenyum saat ini juga

Jangan biarkan dirimu makin terpuruk dalam duka

Kita optimalkan usaha dan tegar dalam merajut cita

Bangun kembali asa, duhai teman!

Untailah do’a dalam sujud panjang beriring istighfar

Ungkapkan pujian pada Robb kita, “Syukur Kepada-Mu Adalah Segalanya”

Buat sahabat-sahabatku di ‘medan juang’ yang berbeda-beda, Allah SWT Maha Tahu segala hal yang terbaik buat kita, wallohu’alam.

(bidadari_Azzam, Salam Ukhuwah dari @Krakow, jelang sore, 19 maret 2012)

1 comment:

Assalamualaikum pengunjung. Terima kasih atas semua komen-komen anda. Komenlah apa sahaja asalkan tidak tercatat dosa di dalam buku amalan anda(mencarut berdosa tau !).Terima kasih komen yg membina. Terima kasih juga komen yg menjatuhkan. Orang-orang hebat menjadi hebat setelah banyak kali bangun dari banyak kali kejatuhan. Akhirnya ia bangun dan tak jatuh-jatuh lagi.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails

terima kasih dariku...

Tajuk-tajuk saya

Menyentuh Hati-Peristiwa Almarhum Ustaz Fadhil Noor

Syuhada Chechen. Mereka telah memilih Syahid.